- Bagi muslim sejati, kalimat istirja’ yang di ajarkan Allah dan Rasulnya adalah berbunyi “inna lillahi wa inna illahi raji’un”. Kalimat tersebut mempunyai arti “Sesungguhnya kita milik Allah dan hanya kepada-Nya kita kembali”. Maksudnya bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta ini adalah milik dan ciptaan Allah, maka kelak semuanya akan kembali kepada yang menciptakan dan yang memiliki yakni Allah swt. Kalimat istirja bisa di ucapkan pda saat seseorang sedang tertimpah musibah atau cobaan. misalnya, pada saat salah seorang diantara kita meninggal dunia atau terkena bencana, seperti tsunami, tanah longsor, banjir, terpeleset, atau hal-hal lainya. Namun berbeda dengan kalimat istirja' versi Syiah. Golongan yang mengaku-ngaku Islam ini mengubah kalimat istirja' tersebut dengan kalimat kesyirikan, yaitu انا للحسين وانا اليه راجعون Innaa Lil-Husaini Wa Innaa ilaihi Raaji'uun Arinya "Sesungguhnya kami adalah milik Al-Husain, dan kepadanya Al-Husain lah kami kembali" Berikut fakta tentang syiriknya kalimat istirja' orang-orang Syiah ************************ Ayo Gabung dengan Sekarang Juga! Artikel Syiah Lainnya
Fayu'adz-dzibuhullāhu (maka Allah akan Mengazabnya) di akhirat. Al-'adzābal akbar (dengan azab yang sangat dahsyat), yakni azab neraka. Inna ilainā iyābahum (sesungguhnya hanya kepada Kami-lah kembali mereka), yakni kembali mereka di akhirat. Tsumma innā 'alainā hisābahum (kemudian, sesungguhnya hanya pada Kami-lah penghisabanOleh Juliana Fadhilah DALAM menjalani kehidupan, akan ada saatnya kita berbahagia, pun akan ada saatnya kita bersedih. Pada detik ini, kita bisa saja merasa amat bahagia dengan apa yang didapat. Tetapi apakah bisa dijamin bahwa satu jam kemudian rasa bahagia itu masih terpatri di hati? Tidak, sebab kehidupan ini seperti roda, kadang di atas, kadang juga di bawah. Boleh jadi apa yang kita miliki sebelumnya, sejam kemudian tak lagi dalam genggaman. Hilang. Namun, sangat disayangkan ialah diri kita sendiri, kenapa? Karena sering kali tak mau menerima kenyataan bahwa apa-apa yang dimiliki saat ini bisa saja hilang kemudian, sebagaimana diri ini yang sejatinya juga bukan milik kita. Adapun ketika menengok kembali perjuangan untuk mendapatkan apa yang diinginkan, ada sedih bercampur haru di sana. Ya, tidak semua bisa didapat dengan mudah. Misalnya, ada seorang cerdas di mana ia giat belajar baik di waktu pagi maupun malam hari. Hari-harinya banyak digunakan untuk menuntut ilmu. Namun, esoknya ia mengalami musibah, membuat kecerdasannya itu perlahan-lahan menghilang. Kemudian, ada pula seseorang demi membeli sebuah mobil, ia rela bersusah-payah dari biasanya, kerja dari pagi hingga malam oke, dan itu tidak dilakukan hanya dalam tempo yang singkat. Lalu, setelah mempunyai mobil tersebut, jangankan jika hilang, baru lecet sedikit saja mampu membuat pikiran tak karuan. Dalam kalam-Nya Allah berfirman اوليس الذي خلق السموت والارض بقدرعلى ان يخلق مثلهمﻕ بلى وهوالخلق العليم81 انماامره اذااراد شياﺼﻞ ان يقول له كن فيكون82 فسبحن الذي بيده ملكوت كل شيءواليه ترخعون83 “Dan tidakkah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa menciptakan kembali jasad-jasad mereka yang diganti sesudah hancur itu? Benar, Dia berkuasa. Dan Dia-lah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui. Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka terjadilah ia. Maka Maha Suci Allah yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” Yasin 81-83 Nah, adapun bila kita memaknai Yasin ayat 81-83 di atas dengan segenap hati, mungkin hanya segelintir saja yang akan merasa terpuruk saat kehilangan. Bahwasanya apa-apa yang dimiliki di dunia ini memang sejatinya bukan milik kita, sekalipun jiwa raga sendiri. Maka dari itu, perlu ditanamkan sifat rendah hati, juga harus banyak belajar ikhlas … ikhlas menerima kenyataan hidup. In Syaa Allah apabila nanti kehilangan hal terbesar dalam hidup ini, itu tidak akan memicu kecewa yang terlalu. Ikhlaslah, boleh jadi ada hadiah lebih besar menunggu. Semuanya milik Allah, semuanya akan kembali pada Allah. [] Purwakarta, 5 Maret 2018 Semuaawal kehidupan dimulai dari alam ruh, kehidupan dunia dan berakhir di surga
Bismillahirrahmanirrahim, para pemirsa Mutiara Hati, Prof. Quraish Shihab akan membahas tentang kandungan makna Innalillahiwainnailaihirojiun. Ada sementara orang menduga bahwa kalimat ini diucapkan hanya ketika ada yang wafat, sebenarnya tidaklah demikian. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa suatu ketika di rumah Rasulullah SAW, yang berdampingan dengan masjid atau di dalam masjid sekarang. Lampu padam, nabi berucap Innalillahiwainnailaihirojiun. Tidak ada yang mati, tidak ada yang wafat dan hanya lampu yang padam. Oleh karena itu, para ulama menegaskan bahwa Innalillahiwainnailaihirojiun itu diucapkan pada saat terasa ada musibah yang terjadi, sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi. Mari kita lihat, Innalillahiwainnailaihi, ini mengingatkan kita bahwa musibah yang terjadi pada seseorang. Pada hakikatnya musibah serupa atau selain itu dapat juga terjadi pada orang lain. Karena itu, ucapan yang diajarkan ini bukan inni akantetapi inna yang berarti kita. Hal ini bisa memberikan dampak yang positif di hati Anda, jika Anda mengingat bahwa semakin banyak yang ditimpa musibah, semakin ringan musibah itu dirasakan. Berbeda dengan kegembiraan, semakin banyak yang bergembira, maka semakin besar kegembiraan itu terasa. Maka Allah swt mengajarkan Innalillahi. Kami milik Allah swt. Jangan pernah merasa bahwa apa yang ada di tangan Anda, jangan pernah merasa yang terkecil sekalipun itu adalah milik Anda, bahwa semua itu milik Allah swt. Maka kapan saja Dia hendak mengambilnya, wajar karena memang milik-Nya. Innalillahi wa inna ilaihirojiun, akantetapi di sini ditambahkan, dan kita akan kembali kepada-Nya. Jika kita terjemahkan lebih tepat, dan kita hanya kepada-Nya akan kembali. Apa makna ini ? Yakinlah bahwa Allah swt itu baik. Ada seseorang yang ditanya, apakah kamu takut mati ? Dan dia balik bertanya, kemana saya kalau mati ? kepada Allah swt, dijawab, saya tidak khawatir, karena saya yakin Allah swt itu baik. Jika demikian, apabila ada musibah tidak usah terlalu bersedih, jangan bersedih, wajar sedih. Jangan terlalu bersedih, namun tanamkan di dalam hati Anda, bahwa musibah bisa terjadi kapan dan dimana saja dan terhadap siapa saja. Tetapi itu wajar, karena memang Allah swt pemiliknya. Dan yang bersangkutan akan kembali kepada-Nya dan karena Allah swt itu baik, maka pasti yang akan ditemukan pada-Nya, selama Anda bersangka baik kepada Allah swt. Ringkasan
Hasilpencarian tentang Segala+milik+Allah+akan+kembali+ke+pada+Nya. tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 156. Sesungguhnya orang-orang yang ditimpa musibah dan merasa yakin bahwa kebaikan, semua yang ada di antara keduanya adalah milik Allah, dan semua akan kembali kepada-Nya. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang dianggap paling sempurna diantara yang lain. Mengapa bisa demikian? Ya, karena Allah SWT menciptakan manusia disertai akal dan pikiran. Dimana akal dan pikiran itu dianggap alat untuk berfikir kemana kita akan pergi, akankah kita akan pergi ke jalan yang sesat yaitu jalan yang salah menurut Allah SWT atau jalan yang benar yaitu jalan sesuai anjuran Allah SWT. Semua hamba Allah SWT yang bernyawa pasti akan kembali kepada-Nya, seperti yang sudah dijelaskan pada Ayat Allah yang berbunyi Artinya "Setiap yang bernyawa akan merasakan mati".Ayat diatas seringkali dijadikan sebagai ayat pengingat, ayat penasehat bagi setiap orang. Bahwa kita semua yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Layaknya hamba Allah SWT yang baik sangatlah perlu bahkan sangat dianjurkan untuk sering bermuhasabah diri, berintropeksi diri, bertanya kepada diri sendiri apakah jalan yang kita ambil dan jalan yang kita tempuh selama masih diberi umur ini merupakan jalan yang benar menurut Allah SWT? Jalan yang baik menurut Allah SWT? Memang didunia ini tidak ada manusia yang sempurna karena kesempurnaan itu hanyalah milik Allah SWT semata. Tetapi seperti yang sudah dijelaskan bermuhasabah diri itu perlu dan sangat dianjurkan untuk hamba Allah SWT agar terhindar dari sifat sifat yang dibenci Allah seperti timbulnya sifat yang sombong antar sesama ciptaan Allah. Semoga bermanfaat Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya Semuamilik Allah dan semua akan kembali kepada Allah. Ia akan ditanya tentang amalnya, ilmunya, nikmat Allah yang telah diberikan kepadanya. Ia akan menjawab dengan kokoh, akhirnya nikmat kebaikan berlanjut terus untuknya. Jika ditampakkan baginya dosa, ia mengakuinya dan Allah akan menutupi serta memaafkan kesalahannya. وَلِلّٰهِ غَيۡبُ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ وَاِلَيۡهِ يُرۡجَعُ الۡاَمۡرُ كُلُّهٗ فَاعۡبُدۡهُ وَتَوَكَّلۡ عَلَيۡهِؕ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعۡمَلُوۡنَ Wa lillaahi ghaibus samaawaati wal ardi wa ilaihi yurja'ul amru kulluhuu fa'bu-dhu wa tawakkal 'alaih; wa maa Rabbuka bighaafilin 'ammaa ta'maluun Dan milik Allah meliputi rahasia langit dan bumi dan kepada-Nya segala urusan dikembalikan. Maka sembahlah Dia dan bertawakallah kepada-Nya. Dan Tuhanmu tidak akan lengah terhadap apa yang kamu kerjakan. Juz ke-12 Tafsir Dan hanya milik Allah-lah segala rahasia langit dan bumi dan kepadaNya segala urusan dikembalikan pada hari Kiamat, masing-masing orang akan mendapat imbalan atas perbuatannya. Maka sembahlah Dia dan bertawakallah kepada-Nya, karena Dialah yang memenuhi kebutuhan kamu. Dan Tuhanmu tidak akan lengah terhadap perbuatan apa saja yang kamu kerjakan, baik perbuatan jahat atau amal saleh, semua diketahui Allah dan semua amal akan dihitung. Ayat ini menjelaskan bahwa Allah mengetahui yang tersembunyi dan tidak terjangkau dengan ilmu siapa pun baik di langit maupun di bumi. Dialah mengetahui segala apa yang akan terjadi dan waktu terjadinya secara tepat. Semua urusan akan kembali kepada-Nya. Apa yang Dia kehendaki pasti jadi, dan apa yang tidak Dia kehendaki tak akan ada. Oleh karena itu, Dialah satu-satunya yang pantas dan wajib disembah, dengan segala keikhlasan. Kepada-Nyalah kita harus bertawakal guna tercapainya sesuatu yang di luar kemampuan kita, karena barang siapa yang bertawakal kepada-Nya akan tercapailah keperluannya. Firman Allah Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu. ath-thalaq/65 3 Pada akhir ayat ini, Allah swt menjelaskan bahwa Dia tidak akan lalai dari apa yang telah dikerjakan hamba-Nya. Dia akan menyempurnakan tiap-tiap balasan amal yang diperbuat di dunia ini dan tidak akan ada pengurangan sedikit pun. Firman Allah Dan takutlah pada hari ketika kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian setiap orang diberi balasan yang sempurna sesuai dengan apa yang telah dilakukannya, dan mereka tidak dizalimi dirugikan. al-Baqarah/2 281 sumber Keterangan mengenai QS. HudSurat Huud termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, terdiri dari 123 ayat diturunkan sesudah surat Yunus. Surat ini dinamai surat Huud karena ada hubungan dengan terdapatnya kisah Nabi Huud dan kaumnya dalam surat ini terdapat juga kisah-kisah Nabi yang lain, seperti kisah Nuh Shaleh Ibrahim Luth Syu'aib dan Musa Keberadaanseorang hamba bahwa dia milik Allah dan akan kembali kepadaNya adalah faktor terbesar yang menyebabkan tumbuhnya kesabaran. Surat Al-Baqarah ayat 156: Musibah adalah semua yang membuat hati, badan atau kedua-duanya terasa sakit atau pedih. Maksudnya: kita milik Allah, di bawah pengaturan dan tindakan-Nya, Dia berbuat kepada milik Kalimat Innalillahi Arab dan penjelasannya sebagai lafadz terakhir untuk kembali kepada Allah. Innalillahi artinya “Sesungguhnya milik Allah” sebagai kalimat Tauhid bahwa semua yang ada di alam semesta dan isinya milik Allah. Pembaca Kartun Muslimah, Innalillahi adalah bentuk kalimat dasar bagi semua manusia terutama umat Muslim tentang kesadaran untuk memulai dalam kehidupan ini. Kalimat Innalilahi adalah sebuah pedoman hidup bagi setiap manusia dan menyadari bahwa sesungguhnya semua yang ada didunia milik Allah. Awal mula dalam kehidupan ini hanya ada Allah sendirian, dan Dia menciptakan langit, surga dan seluruh alam semesta ini bahannya diambil dari diri-Nya. Karena itulah semua ciptaan-Nya adalah bagian diri-Nya dan bahan baku dari semua makhluk berasal dari Dzat Allah sendiri. Karena itulah semua penciptaan di dunia ini berasal dari Dzat Allah yang dibagi-bagi menjadi beberapa ciptaan berupa benda dan makhluk ghaib. Ada benda ciptaan Allah yang bisa dilihat oleh mata manusia dan ada juga makhluk ghaib yang hanya bisa dilihat oleh mata batin manusia. Jika kita bisa menyadari bahwa semua yang ada di alam semesta ini adalah ciptaan Allah dan berasal dari Dzat Allah sendiri, maka kita akan lebih tenang dalam menjalani hidup. Hal ini karena kita sudah bisa menyadari bahwa semua bisa terjadi hanya karena kehendak Allah SWT. Kita juga tidak akan merasa takut dalam menjalani hidup ini karena semua makhluk yang hidup didunia ini sama-sama ciptaan Allah. Selain itu kita juga tidak pernah merasa berat dengan harta yang kita miliki, karena semua itu rumusnya Innalillahi Arab yang artinya semua milik Allah. Jika banyak umat Muslim yang sudah memiliki pedoman tersebut, maka banyak orang yang tidak akan pelit untuk membagikan hartanya dengan bersedekah atau zakat. Yang membuat banyak orang enggan bersedekah karena merasa memiliki harta tersebut dan lupa kepada Allah. Sebenarnya kalimat Innalillahi adalah pedoman utama bagi umat Muslim yang masih hidup dan bukanlah untuk orang yang meninggal saja. Kalimat ini disebut juga kalimat Istirja’ dan biasanya hanya digunakan ketika ada orang meninggal atau ketika ada orang yang mengalami musibah. Pada dasarnya kalimat Istirja’ memiliki makna cakupan yang luas sekali karena berhubungan dengan semua ciptaan Allah. Kita hanya mempersempit kalimat ini jika hanya menggunakannya untuk orang yang telah meninggal atau ditujukan kepada orang yang mengalami kecelakaan saja. Hal ini karena banyak umat Muslim terlalu berpaku pada kata musibah yang diidentikkan dengan kejadian buruk yang menimpa seseorang. Karena itulah kalimat innalillahi digunakan ketika mengalami musibah saja tanpa mau meneliti dan menggali makna kata dari musibah itu. Penggunaan kalimat Innalillahi atas terjadinya musibah memang benar sesuai dengan ayat Al Qur’an Baqarah 156. “ Yaitu Orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata Innalillahi wa inna ilaihi roji’un Sesungguhnya semua milik Allah akan kembali kepadaNya. Sebenarnya kata musibah berasal dari kata Ashaaba-Yashiibu-Mushiibatan yang artinya “Segala yang menimpa pada sesuatu baik berupa kesenangan maupun kesusahan. Memang sudah menjadi sifat umum pada manusia bahwa kesusahan lebih mudah diingat daripada kesenangan. Karena itulah banyak orang yang lupa kepada Allah ketika mendapatkan kesenangan dan ketika mendapat kesusahan lebih mudah teringat Allah. Sehingga kata musibah lebih banyak diingat ketika mendapatkan kesusahan saja dan lupa kesenangan yang juga termasuk sebagai musibah. Hal inilah yang membuat kalimat Innalillahi Arab lebih identik dengan terjadinya sesuatu yang buruk dalam kehidupan ini. Sepertinya kalimat Innalillahi sudah melekat kuat di otak dari kalangan umat Muslim dan mau menggunakannya pada peristiwa-peristiwa yang buruk saja. Penjelasan Kalimat Innalillahi Wa Inna Ilaihi Roji’un Arti kalimat Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Roji’un adalah “Semua milik Allah dan hanya akan kembali kepada Allah”. Maksud dari kalimat tersebut adalah semua yang diciptakan oleh Allah yaitu seluruh alam semesta beserta isinya ini pada akhirnya hanya akan kembali kepada Allah. Kita sebagai manusia memahaminya bahwa tidak ada tempat kembali selain kepada Allah dan ini adalah bentuk sunatullah. Manusia tidak memiliki pilihan lain kecuali untuk menyatu kembali kepada Allah dan kehidupan ini hanya sebagai ujian bagi manusia untuk menemukan Allah. Allah telah mengirimkan nabi dan rosul sebagai penyampai informasi bahwa kehidupan didunia ini hanya sebagai pencarian kepada maha pencipta. Selain itu Allah juga memberikan beberapa kitab suci sebagai tuntunan bagi manusia untuk mengetahui dan meneliti tanda-tanda dari Allah. Maksud kalimat Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Roji’un juga bisa diartikan sebagai awal dan akhir dari ujian pencarian bagi manusia didunia. Manusia hidup didunia ini seperti anggota pramuka yang sedang mencari jejak dari awal mula dirinya diciptakan dan kemana nantinya akan kembali. Manusia dibekali dengan kitab suci Al Qur’an sebagai buku panduan untuk mencari siapa yang menciptakannya dan kemana lagi setelah meninggal. Jika kita telah menemukan maha pencipta ketika hidup didunia, berarti kita telah lulus dalam menempuh ujian sebagai Ahsani Taqwim. Dalam peradaban Jawa, kita mengenal istilah “Nyawiji” atau bersatu “Manunggaling kawulo gusti” sebagai tarekat tertinggi dari ilmu Tauhid. Hal ini sebagai pertanda bahwa manusia sudah menemukan Tuhan dan dalam hatinya hanya digunakan untuk menyebut nama Allah setiap saat. Jika kita sudah mencapai puncak tertinggi dari ilmu tauhid tersebut, maka kita tidak akan tergoda pada gemerlap dan hingar bingar kemewahan dunia. Maka kita sudah mampu mencapai tingkat Ilaihi Roji’un atau kembali kepada Allah tanpa harus menunggu sampai datangnya kematian. Penggunaan Kalimat Innalillahi Wa Inna Ilaihi Roji’un Ketika Terpilih Menjadi Pemimpin Umar bin Khattab RA mengucapkan kalimat Innalilahi ketika terpilih menjadi khalifah untuk menggantikan Abu Bakar As Shiddiq RA. Hal ini karena khalifah Umar merasa diberi amanat oleh Allah untuk memimpin umat Muslim dan menganggap sebagai ujian dan tanggung jawab. Pelajaran yang bisa diambil dari pengucapan kalimat Innalillahi dari khalifah Umar RA adalah bahwa kekuasaan hanya milik Allah. Ini bukanlah musibah buruk, karena khalifah Umar RA merasa memiliki tanggung jawab untuk membebaskan daerah sekitar Arab dari jajahan Persia. Pada Saat Ada Orang Meninggal Dunia Ketika ada orang yang meninggal dunia, maka perlu mengucapkan kalimat Inna lillahi Wa Inna Ilaihi Roji’un sebagai pertanda bahwa orang tersebut kembali kepada Allah. Satu hal yang perlu diketahui bahwa kematian bukanlah akhir dalam hidup ini karena hanya kembali menuju Allah. Karena setelah kita meninggal, masih akan menunggu sampai datangnya hari kiamat untuk dibangkitkan kembali menuju padang Mashar. Selain itu, masih ada laporan pertanggung jawaban selama hidup didunia, apakah sudah menemukan Tuhannya yaitu Allah ataukah belum. Kehilangan Sesuatu Ketika kita mengalami hal yang buruk seperti orang yang hutang kepada kita tidak membayar, maka kita perlu mengucapkan kalimat Istirja’. Karena semua harta yang kita miliki adalah pemberian Allah dan tentu saja jika Allah memang berkehendak maka akan diberikan gantinya. Pada saat tidak memiliki uang dan merasa kelaparan, maka perlu mengucapkan Innalillahi Arab dan bersabar serta terus berusaha dan berdoa. Allah senantiasa akan memberikan hidayah dan jalan sehingga bisa menemukan solusi atas kesusahan yang kita alami. Syukron bahasa Arab terima kasih banyak telah menyimak artikel ini. Share jika bermanfaat.